A. Pengertian Kematangan
Dalam bahasa inggris dikatakan maturation atau kematangan. Kematangan itu sendiri berarti perubahan yang terjadi pada setiap individu secara teratur berdasarkan genetik yang sudah mencapai kemasakan / usia masak. Kematangan diartikan sebagai warisan biologi sejak lahir yang mempengaruhi perkembangan anak. Kematangan akan memunculkan pola perilaku yang dipengaruhi oleh pertumbuhan jasmani dan kesiapan syaraf dari masing – masing anak. Dari kematangan tersebut juga akan menghasilkan potensi – potensi yang sudah dibawa sejak lahir yang dapat dilihat dari perkembangan anak secara berlahan – lahan. Dapat diartikan juga bahwa ada unsur keturunan yang mempengaruhi potensi tersebut. Walaupun demikian, kematangan juga tidak seluruhnya berasal dari keturunan atau genetika karena kematangan merupakan sifat yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam kurun waktu tertentu. Karena kematangan juga dapat dipengaruhi pengalaman dari lingkungan. Contohnya jika anak pintar bisa dikatakan mempunyai unsur genetik yang dibawanya dari orang tua walaupun tidak seluruhnya. Begitu juga anak yang punya postur tubuhnya pendek atau tinggi mempunyai unsur genetik yang dibawa.
Kematangan psikis akan mengalami kemaksimalan memerlukan latihan – latihan terlebih dahulu. Misalnya, anak pada usia 5 bulan belum boleh berjalan karena dalam psikisnya belum matang. Jadi, untuk mencapai kematangan ada proses latihan berjalan.
Sepeti disebutkan di atas kematangan juga dipengaruhi oleh pengalaman yang didapatkan dari lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak. Tidak hanya aspek genetik tetapi anak yang ingin berkembang dengan baik perlu mendapatkan gizi dan sarana kesehatan yang baik pula. Pengalaman yang akan di dapat menjadi aspek yang mempengaruhi perkembangan psikis anak. Walaupun anak mendapatkan warisan genetik yang baik jika lingkungan atau sarana kesehatannya kurang maksimal pasti akan mempengaruhi pekembangan setiap individu.
Dan ada juga mengatakan hal yang berbeda dari kedua pendapat diatas. Disini setiap individu perkembangannya dapat terpengaruh dan terkait oleh kedua aspek perkembangan, yaitu kematangan dan pengalaman. Contohnya, anak yang cerdas, sebagian besar didasarkan juga pada orang tua yang mempunyai kecerdasan tinggi juga ( pembawaan ) tetapi tidak hanya berbekal pembawaan kecerdasan dari orang tua harus didasarkan juga pada lingkungan yang mendukung, dorongan dari dalam diri, intensitas belajar dan gizi.
Ciri-ciri kematangan
- Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang yang sudah matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi.
- Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien. Seseorang yang telah matang akan melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan tahu mana yang pantas dan tidak, serta bekerja secara terencana menuju arah tertentu
- Mengendalikan perasaan pribadi.
- Individu yang telah matang secara psikologis, akan mampu menyetir dan menguasai perasaan-perasaannya sendiri ketika mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Mereka cenderung tidak lagi hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi telah mampu mempertimbangkan perasaan perasaan orang lain.
- Objektif.
- Individu yang sudah mencapai taraf kematangan psikologis akan mampu bersikap objektif, dalam arti mampu melihat sesuatu secara apa adanya, sehingga ketika mengambil keputusan relative lebih tepat dan dapat diterima orang lain.
- Menerima kritik dan saran dari orang lain.
- Individu yang sudah mencapai kematangan akan memiliki kemauan yang realistis, menyadari bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik, dan saran dari orang lain demi peningkatan kualitas dirinya.
- Bertanggung jawab
- Individu yang sudah mencapai kematangan akan mampu memper-tanggung jawabkan perilakunya, serta selalu memberi kesempatan kepada orang lain untuk ikut maju bersama-sama mencapai tujuan. Individu menyadari bahwa untuk mencapai suatu tujuan tidak mungkin bila hanya mengandalkan kerja individual. Meski pun begitu individu tetap bertanggung jawab atas langkah-langkah yang dilakukannya.
- Mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap situasi-situasi baru
- Individu yang telah mencapai kematangan, memiliki ciri fleksibel dan dapat menem-patkan diri dimana pun ia berada.
B. Konsep kriteria kematangan berdasarkan hasil fisik
Kematangan terjadi pada jaringan tubuh, syaraf, dan kelenjar – kelenjar di sebut kematangan biologi. Ada pula kematangan yang terjadi pada aspek psikis seperti keadaan berfikir, rasa, kemauan dll. Pewarisan genetik merupakan potensi dasar dari setiap anak.
Ciri-ciri perbedaan fisik dan kematangan seksual antara lain :
Remaja laki-laki :
- Suara besar dan tumbuh jakun, disebabkan hormone testoteron
- Pertumbuhan penis dan kantung zakar
- Ereksi dan ejakulasi merupakan cara alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk secara terus menerus
- Badan berotot terjadi akibat adanya Testosteron yang disekresi oleh testis pria yang memiliki efek anabolik yg kuat thd penyimpanan protein yg sangat besar di setiap tempat dalam tubuh, terutama di dalam otot sehingga pria lebih berotot.
Remaja perempuan :
- Pertumbuhan rahim dan vagina
2. Menstruasi pertama, Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik yang pertama dan terakhir selama masa puber.
3. Pinggul melebar, Estrogen juga dapat menyebabkan tertimbunnya lemak di daerah panggul wanita, tetapi dapat juga memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak, itulah sebabnya mengapa perempuan dewasa tidak setinggi anak laki – laki sebayanya
4. Payudara membesar, sebagai hasil dari rangsangan hormon estrogen untuk persiapan menyusui bayi
C. Konsep kriteria kematangan bedasarkan hasil belajar
Belajar merupakan proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman sesuatu yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta penghayatan arti kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat, dan penunjang proses berjalannya kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga dewasa, proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu akan senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus berlanjut sampai seseorang itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari tugas – tugas dari perkembangan seorang individu, proses belajar ini bertahap pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas perkembangan (Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan baik maka pembentukan karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh terhadap kamatangan seorang individu (Maturation).
Belajar merupakan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang lain. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan seseorang telah belajar adalah jika suatu aktifitasmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Kematangan remaja dan orangtua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial dalam perkembangan remaja mempengaruhi hakekat relasi orangtua – remaja. Perubaha-perubahan hubungan pengasuhan yang terjadi (parental change) juga mempengaruhi hakekat relasi ini. Di antara perubahan remaja ialah pubertas, berkembangnya penalaran logis dan meningkatnya pemikiran idealistis dan egosentris, pelanggaran harapan-harapan, perubahan-perubahan di sekolah, teman-teman sebaya, persahabatan dan pacar, serta bergerak menuju kemandirian. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa konflik antara orangtua dan remaja adalah yang paling penuh tekanan selama puncak pertumbuhan pubertas.
Akibat kematangan yang menyimpang
Perubahan-perubahan fisik yang paling banyak pengaruhnya pada anak-anak biasanya terjadi pada masa puber, khususnya pada anak yang kematangannya menyimpang. Anak puber yang kematangannya menyimpang mengalami bahwa proses kematangan organ-organ seksnya menyimpang selama satu tahun atau lebih dari yang normal. Anak yang kematangan seksualnya lebih cepat dari kelompoknya dinamakan “matang lebih awal” (early mature), sedangkan anak yang kematangan seksualnya lebih lambat dari kelompok seksnya dinamakan “matang terlambat” (late mature).
Matang lebih awal vs matang terlambat
Bagi anak laki-laki matang lebih awal menguntungkan, sebagian besar pemimpin kelompok anak laki-laki adalah yang matang lebih awal, hal ini akan menambah martabatnya di hadapan teman-temannya dan anak perempuan.
Sebaliknya, anak laki-laki yang matang terlambat cenderung gelisah, tegang, memberontak dan menarik perhatian. Karen pola perilaku tidak sosial ini, anak kurang populer di antara teman-teman dan jaran dipilih sebagai pemimpin.
Matang lebih awal kurang menguntungkan bagi anak perempuan daripada anak laki-laki. Anak perempuan yang matang lebih awal berperilaku lebih dewasa dan lebih berpengalaman, namun penampilan dan tindakannya dapat menimbulkan reputasi “kegenitan”. Anak perempuan yang matang terlambat tidak mengalami gangguan psikologis sebanyak anak laki-laki yang matang terlambat. Perempuan tidak terlalu terlibat dalam perilaku mencari status dibandingkan dengan laki-laki, walaupun perempuan berpikir tentang abnormalitasnya yang dicerminkan dalam perilaku malu dan enggan.
Kalau anak memerlukan waktu lebih sedikit dari yang normal untuk menyelesaikan proses kematangannya, anak itu disebut sebagai anak yang cepat matang (rapid mature), sedangkan anak yang memerlukan waktu lebih lama disebut lamban matang (slow mature).
Tingkat kecepatan dari kematangan seksual memberi pengaruh buruk terutama pada anak yang lamban matangnya.
anak yang cepat matang kadang-kadang terganggu dengan kekakuan dan kejanggalannya karena laju pertumbuhan yang sangat cepat sehingga anak tidak mempunyai banyak waktu untuk menyesuaikan. Periode meningginya emosi lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lamban matang, tetapi anak tidak merasa khawatir apakah ia akan menjadi dewasa, dari hari ke hari ia dapat melihat dirinya sendiri berkembang menjadi dewasa.
Sebaliknya, anak yang lamban matangnya sering dihantui oleh ketakutan bahwa ia tidak akan pernah menjadi dewasa apalagi kalau teman-temannya sudah mendekati dewasa. Ia mengalami masalah yang sama dengan anak yang matang terlambat karena tertinggal dari teman-teman sebayanya, sehingga diperlakukan seperti anak kecil baik oleh orang-orang dwasa mapun teman-teman sebaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar